Saturday, August 3, 2013

Mengurai Imajinasi

Dalam hening tengah malam, aku terbangun dari mimpi yang seperti tak pernah usai. Mimpi tentang pemimpin yang bijak baik adil dan menjunjung kebenaran. Kuambil kanvas, jadilah sosok ini. Bukan pemimpin dari negeri sendiri tapi pemimpin dari negeri sono. Apakah sudah terjadi inflasi kepemimpinan sehingga imajinasiku tak mampu mengurai tokoh tauladan dari negeri sendiri. Entahlah yang pasti mimpiku itu menjadikan aku tidak enak tidur karena banyak nyamuk dan tidak enak makan karena tidak ada lauk yang bagus. Mengurai imajinasi masih menjadi masalah pelik bagiku saat ini. Yang hadir hanya imajinasi liar yang saat kuterjemahkan dalam kanvas menjadi lebih liar.

Melukis Penari

Tiada hari tanpa letupan untuk berkarya kini, setiap hari aku harus menghunjamkan kuas keatas kanvas. Bukan lagi untuk memenuhi gelisah nurani yang semakin membuncah tapi karena untuk mengasah mata spiritualitasku yang semakin lama kurasakan semakin memudar. Dengan senantiasa berkarya apapun itu, maka semuanya kuharapkan akan kembali berputar seperti sedia kala. Makin kencang makin tajam dan makin bercahaya. Seperti matahari yang tak bosan menerangi bumi siang malam dengan sinarnya yang memberikan kehidupan kepada semua mahluk hidup.

Mendadak Romantis

Kadangkala hati galau menyergap nuraniku, kubambil netbook, kutuliskan semua gelisahku, kadang mulus pengungkapannya kadang bikinku lebih galau lagi. Yang sering membuat galau, ketika malam sepi tanpa bintang, bayanganmu menggoda hayalku. Seperti menumpuk jerami di tengah hunjaman jarum, eh kebalik, seperti menemukan segigir jarum dalam dekapan jerami. Tapi bila aku semakin mencoba untuk mendekapmu yang kutemukan adalah kehampaan dan akupun semakin galau lagi.

Monday, July 1, 2013

Menerawang Jauh

Aku menatap jauh ke cakrawala tak bertepi, tentang impian yang hendak kugapai, tentang masa depanku yang antara kelam atau benderang. Ada wanita berpayung di latar belakang. Karya yang sedang aku selesaikan saat ini. Apakah payungnya akan terus terkembang atau akan kuncup walau hujan dan badai menerpa, seperti itulah bayanganku tentang masa depan. Samar tapi pasti, pasti tapi masih samar.....

Friday, June 15, 2012

Ambisiku Seperti Mentari

Pagi ini begitu cerah, matahari terbit seperti mengusik mimpi dan benakku yang masih terlelap. Kuambil kanvas, kucampur beberapa warna elementer menjadi sepia tosca dan tiga warna murni lainnya. Tanpa berfikir apalagi mengingat mimpi yang menerpa tidurku semalam. Lukisan seputar alam nirwana tercipta. Ini untum ke seratus kalinya aku berhasil memindahkan pagi yang ranum ke atas kanvasku. Tak segera aku tanda tangani karena karya ini harus kupendam lebih dahulu untuk mendapatkan kekuatan lain dari vibrasi sekitar tempatku melukis, di pantai Batubolong Canggu.

Wednesday, June 6, 2012

Melukis Wajah


Kegemaranku sejak masih duduk di bangku sekolah dasar adalah melukis wajah. Ada wajah nenek dan kakekku, ada wajah adik dan tetanggaku. Tapi tak sekalipun aku bisa melukis wajah kekasih idaman, karena sampai sekarang aku belum mendapatkannya. Bukan karena tidak mampu mendapatkan tapi karena tidak terbersit secuilpun di benakku wanita macam apakah yang wajahnya bisa membuat aku  tergetar dan terlena walau sesaat, mirip cinta pandangan pertama. Aku hanya bisa melukis wajah orang wajah adik tetangga dan nenek serta kakekku tapi belum kudapatkan wajah wanita idaman hatiku.

Wednesday, September 7, 2011

Keagungan Semesta


Alam semesta adalah juga inspirasi paling intens dalam perjalanan karyaku. Alam bagiku adalah bagian terpenting dari kehidupan, darisana tumbuh sayur padi dan pepohonan. Merusak alam bagiku merusak kehidupan itu sendiri, melestarikannya adalah menjaganya untuk keturunan kita nanti. Maka lewat alam itulah aku gantungkan tumpuan harapanku akan terciptanya suatu karya yang nantinya bisa membawaku ke alam semesta yang lain yang lebih indah dan abagi daripada alam kasunyatan sekarang ini. Kadangkala lewat karyaku yang memuja dan memuliakan alam itu aku seperti menjejak langkah kelahiranku di masa lampau.

Wednesday, March 23, 2011

Menangkap Inspirasi


Setiap saat imaji dan inspirasi liar selalu berkelindan dan berkelebat di benakku. Maka harus senantiasa siap untuk menangkapnya. Tak peduli sedang di perjalanan yang riuh dengan lalu lintas yang menderu, atau tatkala beryoga di pantai yang sepi inspirasi itu bisa datang seperti kilat dan badai. Aku bisa menangkap kadang secara utuh seluruhnya tapi tidak jarang hanya secuil berupa mozaik yang harus dirangkai kembali dengan susah payah. Tapi setidaknya dengan senantiasa berada dalam posisi waspada akan datangnya inspirasi itu aku sudah mencoba untuk menangkapnya dengan kemampuanku yang maksimal, selamat datang inspirasi.

Netbook


Gadged seperti handphone, laptop dan sejenisnya sudah menjadi kebutuhan primes sekarang ini. Dia mempermudah kita untuk mengupdate status atau memfollow back teman di twitter. Tapi bagiku perangkat itu mempermudah untuk berkomunikasi dengan dunia luar, baik lewat email maupun lewat skype.

Sunday, March 20, 2011

Tekun Itu Dharma

Dalam filsafat yang  kuanut, berkarya jangan pernah melihat akan hasil akhirnya, karena manusia hidup harus berkaya karena itulah karmanya. Aku tak pernah pilih pilih untuk mengerjakan sesuatu, asal tidak melanggar aturan agama dan aturan negara aku akan mengerjakannya dengan sepenuh hatiku dengan senang hati tanpa menunda apalagi membuang waktu percuma.

Monday, August 31, 2009

Teratai Putih


Kudapatkan inspirasi ini secara kebetulan, ketika melintas dalam perjalanan ke studio aku melihat telaga bening di pinggir jalan. Didalamnya ada banyak teratai putih yang sedang mekar. Padahal siang hari biasanya teratai kuncup. Kuambil kanvas dan jadilah karya ini, buda dengan aliran air terjun disela cakupan tangannya yang menjemba sekuntum mawar putih, meneduhkan sekaligus menghanyutkan juga. Aku senang dengan karyaku ini tak hentinya aku pandangi dia, bagaikan gadis perawan segar yang turun dari nirwana.

Potret

Potret ibu separo baya berbaju merah, dibuat tahun lampau dengan guratan jelas diwajahnya padahal waktu mudanya dia adalah penari ternama di Bali dengan puluhan piagam penghargaan dan sertifikat. Sekarang dia masihpun mengajar menari di banyak tempat untuk mengisi hari tuanya yang ceria dengan banyak cucu.

Kisah Dari Neraka

Ini kisah tentang dadong tua yang kala hidup senang meminjamkan uang kemudian kala matinya menderita dengan harus menanggung beban menyunggi wakul seumur hidup di neraka. Kisahnya ada dalam kekawin jaman dulu, tapi sampai sekarang masih dipercaya oleh sebagian besar umat hindu di Bali. Ada banyak penggambaran tentang kenertapaan orang yang dikala hidupnya tidak sesuai dengan prilaku yang ada kaitannya dengan dharma. Tapi toh walau penggambarannya menakutkan ada banyak orang yang dengan sengaja melanggarnya.

Sunday, May 17, 2009

Hamoman Duta

Lukisan ini menggamarkan perjalanan Hanoman yang diutus oleh Rama untuk menjemput Dewi Sinta ke kerajaan Rahwana. Dia disertai oleh bala tentara pasukan seribu monyet. Dalam kisah berikutnya karena sikap heroiknya itulah Rama menghadiahkan penghargaan yang tiada tara nilainya. Perbuatan baik itu tidak sulit dan selalu berbuah kebaikan pula, itulah inti filsafat kisah Hanoman Duta itu.

Badak


Dia binatang langka yang hampir punah keberadaanya. Tersisa tak kurang dari 200 ekor di Ujung Kulon. Aku melukisnya untuk turut melestarikannya lewat karya. Binatang ini pada jaman 2000 tahun lampau masih berkeliaran  di habitat aslinya. Mitos dan legenda tentang culanya yang bisa membuat orang jadi perkasa menyebabkannya diburu untuk kepuasan sesaat. Sekarang dia berada di ujung kepunahannya. Melestarikannya walau lewat karya lukis buatkan hanya secuil persembahan untuk si badak Ujung Kulon yang ada di ujung kepunahannya.

Orang Maori


Jauh ada di New Zealand sana, suku Maori juga menjadi bagian dari karya ekperment monumentalku, aku melukisnya dengan sepenuh hati selama seminggu. Kerumitannya ada pada hias kepala  yang dipenuhi aneka macam dedaunan dan bulu burung. Wajahnya menyiratkan ketegasan sebagai kepala suku. Dan tatap matanya memberiku kekuatan untuk senantiasa berkarya dengan penuh semangat.

Lelaki Papua


Dalam balutan busana adat yang disebut munggumba, pria dari Papua  ini begitu gagah, ada syal warna putih dilehernya, dan ada pernik cantik dikepala dan hidungnya. Dia berdiri tegap dibawah terik matahari, aku membuatnya sekitar 3 tahun yang lampau dan sampai sekarang dengan setia menghiasi dinding studioku.

Saturday, May 2, 2009

Lukisan Idolaku

Sebagai pelukis, aku memiliki karya yang kadangkala membuatku terinspirasi untuk terus berkarya. Lukisan seputar raja minyak di Jedah adalah salah satunya. Pria Arab berkafyeh itu aku buat 5 tahun lampau, tapi sampai sekarang senantiasa membuatku ceria riang dan penuh semangat tiap kali menatapnya.

Kukuku


Memelihara kuku adalah bagian dari filsafat hidupku juga, karena dengan ketekunan menjaga dan merawatnya bagiku adalah bagian dari merawat kehidupan itu sendiri. Lewat perhatian yang serius terhadap kuku aku mendapatkan kepuasan, sama dengan kepuasan yang didapatkan orang yang memelihara anggrek, atau memelihara tanaman hias. Hanya saja padaku dia melekat di jemari kiriku, dulu sempat sampai 15 cm panjangnya, sekarang dia hanya separonya saja. Kesibukanku melukis kadang membuat dia patah atau ketika menari dia bergesekan dengan benda lain yang jadi perangkat menari. Tapi aku tetap bertekun memeliharanya karena ada kepuasan yang tak bisa terkatakan dengan memelihara kukuku sendiri.

Koleksiku




Lukisan tentang penari legong ini terinspirasi dari penari kawakan tahun 40an yang konon termasyur sampai ke manca negara. Aku membayangkannya suatu ketika, aku dapatkan inspirasi untuk melukiskannya sedang membawa kipas sambil kepalanya gemulai bergoyang tanpa henti jadilah lukisan ini. Warna ungu mendominasi, seiring dengan suasana hatiku kala itu yang sedang galau beku dan kelu karena sesuatu.